Sabtu, 06 Oktober 2018

Ketakutanku

dear all...
     weekend memang hari yang tepat untuk berlibur bersama keluarga. sama halnya denganku.
Pagi itu ayah mengajakku dan saudarku yang lain untuk pergi berenang karena memang cuaca diluarpun sangat panas dan aku rasa berenang pilihan yang sangat tepat. tak lama kami bergegas dan pergi ketempat renang yang dituju.
     sesampainya disana aku dan saudara yang lain bergegas mengganti pakaian dan langsung masuk kedalam kolam. bbrrrrr... airnya dingin, namun kami tetap menikmatinya. tak lama setelah kami bermain air, saudaraku mengajakku untuk naik salah satu waterboom yang paling tinggi disana. mereka tau kalo aku sangat takut dengan ketinggian, namun mereka tak mau tau dan terus membujukku untuk ikut bermain prosotan dengan menggunakan balon air. awalnya aku menolak tetapi adikku berkata kalo aku harus bisa melawan ketakutanku sendiri dan akhirnya aku mengiyakan ajakan mereka.
     dengan langkah yang amat ragu aku terus naik tangga untuk bermain prosotan itu, dan setelah mengantri panjang, kali ini giliranku dan adikku untuk meluncur menggunakan balon air tersebut. karna rasa takutku semakin berlebihan akhirnya aku mengajak saudaraku yang lain untuk meluncur bersamaan.
     Aaaaaa...teriaku ketika pertama kali meluncur. memang terlihat berlebihan dibanding ekspresi adiku yang justru sangat menikmati dengan tertawaannya. namun ketika berbelok, balon yang aku dan adiku naiki terpental, aku dan adikupun terjatuh dengan posisi kami yang masih diatas prosotan yang tinggi dan badan yang berbenturan dengan prosotan itu. lagi-lagi aku teriak dengan histeris dan mencoba untuk memegang pinggiran dari prosotan tersebut agar kami tidak terpental kebawah. kami berhasil memegang pinggiran prosotan tersebut. namun, aku sudah tidak mau melanjutkannya karna badanku bergetar ketakutan dan sakit karna benturan itu. tapi.... aku harus tetap melanjutkannya meski tanpa balon air agar aku bisa turun dan kembali bermain air bersama saudaraku yang lain.
     setelah aku turun dengan wajah yang mungkin bisa dibilang pucat, ibuku bertanya "kenapa?' dan aku langsung menceritakannya. setelah itu aku diam dan membayangkan seandainya aku dan adiku tidak bergegas memegang pinggiran prosotan itu mungkin aku dan adiku ikut terpental kebawah dan mungkin saja aku tidak bisa melanjutkan untuk bermain air kembali.
     bayangan-banyangan seperti itu membuatku semakin takut dengan ketinggian, dan setelah kejadian itu, aku tidak mau lagi memaksakan diri untuk melakukan hal yang sebenarnya aku tidak suka.