HAROLD
DWIGHT LASSWELL
Ha rold Dwight Lasswell lahir
pada tanggal 13 Februari 1902 dan meninggal
pada tanggal 18 Desember 1978 pada umur 76 tahun. Dia
adalah seorang ilmuwan politik terkemuka di Amerika Serikat dan
seorang pencetus teori komunikasi. Dia juga adalah anggota dari Chicago chool
of Sociology
dan seorang Profesor
Chicago School
of Sociology
di Yale University. Selain itu dia juga
adalah Presiden Asosiasi Ilmu Politik Amerika (APSA) dan Akademi Seni dan Sains
Dunia (WAAS). Menurut sebuah biografi yang ditulis oleh Gabriel Almond pada
saat kematian Lasswell yang diterbitkan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional
pada tahun 1987, Lasswell termasuk dalam peringkat inovator-inovator kreatif
dalam ilmu-ilmu sosial di abad ke-20. Pada saat itu, Almond
menegaskan bahwa "beberapa orang akan menegaskan bahwa ia adalah ilmuwan
politik yang paling asli dan paling produktif di masanya." Bidang penelitian di mana Lasswell bekerja yaitu
pentingnya kepribadian, struktur sosial, dan budaya dalam penjelasan fenomena
politik. Di masa depan Ia akan tercatat menggunakan berbagai pendekatan
metodologis yang kemudian menjadi standar di berbagai tradisi intelektual
termasuk teknik wawancara, analisis isi, para-eksperimental teknik, dan
pengukuran statistik.
Dia terkenal karena komentarnya pada teori komunikasi:
Who (says) What (to) Whom (in) What Channel (with) What Effect
Siapa (kata) Apa (untuk) Siapa (dalam) Apa Channel (dengan) Apa Efek
Karya-karya dari Harold Dwight Lasswell
1. Propaganda Technique in the World War (1927; dicetak ulang menggunakan kata pengantar
baru, 1971)
2. Psychopathology and Politics, (1930; reprinted, 1986)
3. World Politics and Personal Insecurity (1935; dicetak ulang menggunakan kata pengantar
baru, 1965)
4. Politics: Who Gets What, When, How (1935)
5. "The Garrison State" (1941)
6. Power and Personality (1948)
Lasswell belajar di Universitas Chicago pada tahun 1920, dan sangat dipengaruhi oleh pragmatisme mengajar di sana, terutama karena dikemukakan oleh John Dewey dan George Herbert Mead. Dia lebih berpengaruh pada Freudian filsafat yang menginformasikan banyak analisis tentang propaganda dan komunikasi secara umum. Selama Perang Dunia II, Lasswell menjabat sebagai Kepala Divisi Eksperimental untuk Studi Komunikasi Waktu Perang di Perpustakaan Kongres. Ia menganalisis film propaganda Nazi untuk mengidentifikasi mekanisme persuasi digunakan untuk mengamankan persetujuan dan dukungan dari rakyat Jerman untuk Hitler dan kekejaman masa perang. Selalu melihat ke depan, di akhir hidupnya, Lasswell bereksperimen dengan pertanyaan mengenai astropolitics, konsekuensi politik dari kolonisasi planet lain, dan "Koloni Manusia Mesin."
Peran Lasswell adalah penting dalam perkembangan pasca-Perang Dunia II. Demikian pula, definisinya tentang propaganda juga dilihat sebagai sebuah perkembangan penting untuk memahami tujuan propaganda. Studi Laswell pada propraganda, yaitu membuat terobosan pada subjek untuk memperluas pandangan terkini tentang cara dan tujuan untuk dapat dicapai melalui propaganda untuk tidak hanya mencakup perubahan pendapat tetapi juga berubah dalam tindakan.
Bukunya aim to indoctrinate dipandang sebagai ciri khas propaganda.
"Propaganda adalah ekspresi dari pendapat atau tindakan yang dilakukan dengan sengaja oleh individu atau kelompok dengan maksud untuk mempengaruhi pendapat atau tindakan orang lain atau kelompok untuk tujuan-tujuan yang telah ditentukan melalui manipulasi psikologis"
Dia terkenal karena komentarnya pada teori komunikasi:
Who (says) What (to) Whom (in) What Channel (with) What Effect
Siapa (kata) Apa (untuk) Siapa (dalam) Apa Channel (dengan) Apa Efek
Karya-karya dari Harold Dwight Lasswell
1. Propaganda Technique in the World War (1927; dicetak ulang menggunakan kata pengantar
baru, 1971)
2. Psychopathology and Politics, (1930; reprinted, 1986)
3. World Politics and Personal Insecurity (1935; dicetak ulang menggunakan kata pengantar
baru, 1965)
4. Politics: Who Gets What, When, How (1935)
5. "The Garrison State" (1941)
6. Power and Personality (1948)
Lasswell belajar di Universitas Chicago pada tahun 1920, dan sangat dipengaruhi oleh pragmatisme mengajar di sana, terutama karena dikemukakan oleh John Dewey dan George Herbert Mead. Dia lebih berpengaruh pada Freudian filsafat yang menginformasikan banyak analisis tentang propaganda dan komunikasi secara umum. Selama Perang Dunia II, Lasswell menjabat sebagai Kepala Divisi Eksperimental untuk Studi Komunikasi Waktu Perang di Perpustakaan Kongres. Ia menganalisis film propaganda Nazi untuk mengidentifikasi mekanisme persuasi digunakan untuk mengamankan persetujuan dan dukungan dari rakyat Jerman untuk Hitler dan kekejaman masa perang. Selalu melihat ke depan, di akhir hidupnya, Lasswell bereksperimen dengan pertanyaan mengenai astropolitics, konsekuensi politik dari kolonisasi planet lain, dan "Koloni Manusia Mesin."
Peran Lasswell adalah penting dalam perkembangan pasca-Perang Dunia II. Demikian pula, definisinya tentang propaganda juga dilihat sebagai sebuah perkembangan penting untuk memahami tujuan propaganda. Studi Laswell pada propraganda, yaitu membuat terobosan pada subjek untuk memperluas pandangan terkini tentang cara dan tujuan untuk dapat dicapai melalui propaganda untuk tidak hanya mencakup perubahan pendapat tetapi juga berubah dalam tindakan.
Bukunya aim to indoctrinate dipandang sebagai ciri khas propaganda.
"Propaganda adalah ekspresi dari pendapat atau tindakan yang dilakukan dengan sengaja oleh individu atau kelompok dengan maksud untuk mempengaruhi pendapat atau tindakan orang lain atau kelompok untuk tujuan-tujuan yang telah ditentukan melalui manipulasi psikologis"
RICHARD
L.LANIGAN
Richard L. Lanigan membuat analisis filsafat mengenai
komunikasi dengan mengemukakan pertanyaan-pertanyaan:
1. Apa yang aku ketahui?
(what do I know?)
2. Bagaimana aku mengetahuinya?
(how do I know?)
3. Apakah aku yakin? (am I
sure?)
4. Apakah aku benar? (am I
right?)
Keeempat pertanyaan diatas berkaitan dengan penyelidikan
secara sistematis, studi terhadap metafisika, epistemologi, aksiologi dan
logika.
Metafisika (berkaitan dengan ontologi)
Menurut Richard lanigan, metafisika adalah studi tentang
sifat dan fungsi teori tentang realita. Berkaitan dengan teori komunikasi,
metafisika berkaitan dengan hal-hal berikut:
· Sifat
manusia dan hubungannya secara kontekstual dan individual dengan
realita dalam alam semesta.
· Sifat
dan fakta bagi tujuan, perilaku, penyebab dan aturan.
· Problema
pilihan, khususnya kebebasan versus determinisme pada perilaku
Manusia.
Jujun S
Suriasumantri dalam bukunya "Filsafat Ilmu" mengatakan bahwa
metafisika merupakan suatu kajian tentang hakikat keberadaan zat, hakikat
pikiran, dan hakikat kaitan zat dengan pikiran.Sedangkan mengenai objek
metafisika ditegaskan oleh Aristoteles, yang mengatakan ada dua, yakni ada
sebagai ada sebagai yang ada dan ada sebagai yang ilahi. Pendapat Aristoteles
tersebut dijelaskan oleh Prof. Dr. Delfgaauw dalam karyanya
"Metafisika" sebagai berikut:
a. Ada
sebagai yang ada
Mengenai
hal ini ilmu pengetahuan berupaya mengkaji yang ada itu dalam bentuk
semurni-murninya, bahwa suatu benda itu sungguh-sungguh ada dalam arti kata
tidak terkena perubahan.Ciri bahwa yang ada itu sungguh-sungguh ada, ialah
dapat dicerapnya oleh panca indera.Oleh karena itu metafisika disebut juga
ontologi.
b. Ada
sebagai yang ilahi
Hal lain
adalah keberadaan yang mutlak, yang sama sekali tidak bergantung pada yang
lain. Ini berarti bahwa suatu yang ada adalah yang seumum-umumnya dan yang
mutlak, yakni Tuhan.Apabila kita berbicara tentang tentang yang ilahi berarti
kita bertolak dari sesuatu yang pada dasarnya tidak dapat ditangkap oleh
pancaindera, karena Tuhan tidak dapat diketahui dengan menggunakan alat-alat
inderawi.
Epistemologi
Epistemologi
merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode dan batasan
pengetahuan manusia [a branch of philosophy that investigates the origin,
nature, methods and limits of human knowledge].
Sementara
itu, epistemologi lebih merupakan cabang filsafat yang merefleksikan asal-usul,
hakikat dan batasan pangetahuan manusia.Epistemologi berkaitan dengan
penguasaan pengetahuan dan lebih mendasar lagi berkaitan dengan kriteria
penilaian atas kebenaran.Dalam epistemologi, terdapat beberapa teori kebenaran
berdasarkan koherensi, korespondensi, pragmatisme dan legalisme.
Epistemologi pada dasarnya adalah cara bagaimana
pengetahuan disusun dari bahan yang diperoleh yang dalam prosesnya menggunakan
metode ilmiah. Metode ilmiah pada dasarnya dilandasi oleh:
·
Kerangka pemikiran yang logis
· penjabaran
hipotesis yang merupakan deduksi dan kerangka pemikiran
·
Verifikasi terhadap hipotesis untuk menguji kebenarannya secara faktual.
Epistemologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki
asal, sifat, metode dan batasan pengetahuan manusia (Effendi 193:324). Lanigan
mengatakan bahwa dalam prosesnya yang progresif dari kognisi menuju afeksi yang
selanjutnya menuju konasi, epistemologi berpijak pada salah satu atau lebih
teori kebenaran. Dalam kamus filsafat disebutkan beberapa teori kebenaran yaitu
: teori korespondensi, teori koherensi, teori pragmatik.
1.
Teori koherensi; suatu pernyataan dianggap benar bila
pernyataan itu
koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap
benar.
koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap
benar.
2. Teori korespondensi; suatu pernyataan adalah benar
jikalau materi yang
terkena oleh persyaratan itu
berkorespondensi (berhubungan) dengan
obyek yang dituju oleh pernyataan itu.
obyek yang dituju oleh pernyataan itu.
3. Teori pragmatik; suatu pernyataan dianggap benar apabila
pernyataan
atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis bagi
kehidupan manusia.
atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis bagi
kehidupan manusia.
Aksiologi
Aksiologi adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan
nilai-nilai seperti etika estetika dan agama. Aksiologi berkaitan dengan cara
bagaimana menggunakan ilmu pengetahuan yang secara epistemologi diperoleh dan
disusun. Tinjauan terhadap filsafat komunikasi, Richard lanigan mengatakan
bahwa aksiologi merupakan studi tentang etika dan estetika.
Hal ini berarti aksiologi adalah suatu kajian terhadap
apa nilai-nilai manusiawi dan bagaimana cara melembagakannya atau
mengekspresikannya. Masalah nilai ini sangat penting bagi seorang komunikator
ketika ia mengemas pikirannya sebagai isi pesan dengan bahasa sebagai lambang.
Hal ini berkaitan dengan efek yang ditimbulkan oleh pesan tersebut. Karena
itulah seorang komunikator haruslah terlebih dahulu melakukan pertimbangan
nilai (value judgement) apakah pesan yang akan dikomunikasikan etis atau
tidak.
Logika
Logika berkaitan dengan telaah terhadap asas-asas dan
metode penalaran secara benar. Menggunakan proses penalaran yaitu proses
logika. Karena itulah dalam komunikasi, posisi logika amatlah penting, karena
pemikiran yang akan dikomunikasikan kepada orang lain haruslah merupakan
keputusan sebagai hasil dari proses berpikir yang logis.
Logika
adalah cabang filsafat yang menelaah asas dan dasar metode penalaran secara
benar dalam hal ini cara berkomunikasi secara lebih baik dan benar. Logika
penting dalam berkomunikasi karena pemikiran harus dikomunikasikan dan yang
dikomunikasikan merupakan putusan sebagai hasil dari proses berpikir.
Logika
berkaitan dengan telaah terhadap asas-asas dan metode penalaran secara benar [deals
with study of the principles and methods of correct reasoning].
Bahwa
logika teramat penting dalam komunikasi, jelas karena suatu pemikiran harus
dikomunikasikan kepada orang lain, dan yang dikomunikasikan itu harus merupakan
putusan sebagai hasil dari proses berpikir, dalam hal ini berpikir logis.
STEPHEN W.
LITTLEJOHN
Stephen
W. Littlejohn adalah orang komunikasi yang juga berbicara tentang filsafat
komunikasi. Littlejohn menelaah teori dan proses komunikasi. Littlejohn membagi
proses komunikasi dalam tiga tahap dan empat tema utama. Tahapan itu adalah tahap
metateoritis, hipotetis dan deskriptif.Tema utamanya adalah tema epistemologis,
ontologis, perspektif dan aksiologis.
Dalam bukunya yang berjudul "Theories of Humas
Communication", Littlejhon menyajikan suatu sub bab yang berjudul
"Philosophical Issues in the Study of Communication", yang menelaah
teori dan proses komunikasi dengan membagi menjadi tiga tahap dan empat tema.
Tahap pertama adalah metatheorical, kedua hypothetical,
dan ketiga descriptive. Sedangkan tema yang empat itu
adalah epistemology[pertanyaan mengenai pengetahuan], onology [pertanyaan
mengenai eksistensi], perspective [pertanyaan mengenai
fokus] dan axiology[pertanyaan mengenai nilai].
Tahap Metatheorical, Meta mempunyai beberapa pengertian, yakni [1]
berubah dalam posisi/changed in position, [2] melebihi/beyond,
diluar pengertian dan pengalaman manusia/trancending, serta lebih
tinggi/higher.
Sedangkan
pengertian teori menurut Schramm adalah "suatu perangkat pernyataan yang
saling berkaitan, pada abstraksi dengan kadar yang tinggi, dan daripadanya
proposisi dapat dihasilkan yang dapat dikaji secara ilmiah, serta pada dasarnya
dapat dilakukan dengan prediksi mengenai tingkah laku".
Littlejohn
sendiri mengartikan metateori sebagai spekulasi terhadap sifat penyeledikan
yang melebihi atau luar isi khusus dari teori tertentu. Penyeledikan tersebut
bisa berupa pertanyaan apa yang akan diamati, bagaimana pengamatannya
dilakukan, dan bentuk teori yang bagaimana yang akan diambil.
Tahap Hipotetikal, Ini adalah tahap teori di mana
tampak gambarn realitas dan pembinaan kerangka kerja pengetahuan.
Tahap Deskriptif, Tahap ini
meliputi pernyataan-pernyataan aktual mengenai kegiatan dan penemuan-penemuan
yang berkaitan dengannya.
Ketiga
tahap tersebut tidak berlangsung secara terpisah, apabila beroperasi pada salah
satu tahap, seorang cendekiawan selalu menelaah dua tahap lainnya.
1. Tema epistemological
Sebagaimana
telah dijelaskan ketika membahas pemikiran lanigan, bahwa epistemologi adalah
cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode dan batasan pengetahuan
manusia.Tegasnya epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari
pengetahuan.
Dalam
kaitannya dengan pentahapan tadi, tema epistemologikal pada tahap metateorikal
meliputi pretanyaan-pertanyaan metodologi yang telah disinggung tadi, yakni
cara bagaimana pengetahuan disusun dan bahan yang telah diperoleh.
Tema
epistemologikal dikaji dari tahap hipotetikal bersangkutan dengan metode dan
prosedur dalam menguji dugaan-dugaan sementara.
Tema
epistemologikal dilihat dari tahap deskriptif menyangkut instrumen dan teknik
dalam rangka melakukan verifikasi sebagai penilaian yang objektif.
Dalam
hubungannya dengan tema epistemologikal, Littlejohn mengajukan pertanyaan,
"dengan proses bagaimana timbulnya pengetahuan?" Menurut dia,
pertanyaan itu amat kompleks dan perdebatan mengenai masalah ini justru
terletak pada "hati" estimologi.
Dikatakannya
bahwa mengenai persoalan itu terdapat empat posisi:
a. Mentalisme atau rasionalisme yang
menyatakan bahwa pengetahuan timbul dari kekuatan pikira manusia. Posisi ini
menempatkan dirinya pada penalaran manusia.
b. Empirisme yang menyatakan bahwa
pengetahuan muncul dalam persepsi. Kita mengalami dunia dan melihat apa yang
sedang terjadi.
c. Konstruktivisme yang menyatakan
bahwa orang menciptakan pengetahuan agar berfungsi secara pragmatis dalam
kehidupannya. Orang memproyeksikan dirinya kepada apa yang dialaminya. Para
konstuktivis percaya bahwa fenomena di dunia dapat dikonseptualisasikan dengan
berbagai cara, di mana pengetahuan berperan penting bagi seseorang untuk
merekayasa dunia.
d. Konstruktivisme sosial
mengajarkan bahwa pengetahuan merupakan produk interaksi simbolik dalam kelompok
sosial. Dengan lain perkataan, realitas dikonstruksikan secara sosial sebagai
produk kehidupan kelompok dan kehidupan budaya.
2. Tema ontologi
Apabila
epistemologi adalah studi terhadap pengetahuan, ontologi adalah cabang filsafat
mengenai sifat wujud [nature of being], atau lebih sempit lagi sifat
fenomena yang ingin kita ketahui.Dalam imu pengetahuan sosial, ontologi
terutama berkaitan dengan sifat interaksi sosial.
Pentingnya
persoalan ontologis, sebab cara para teoritisi mengkonseptualisasikan
komunikasi bergantung pada bagaimana pandangannya terhadap komunikator.
Littlejhon
mengatakan bahwa meski dalam teori komunikasi tampak berbagai posisi ontologis,
tetapi dapat dikelompokkan menjadi dua posisi dasar yang saling berlawanan.
a. Teori
aksional [actional theory]
Teori
ini mengganggap bahwa orang menciptakan makna, mereka mempunyai tujuan, mereka
menentukan pilihan nyata.Pandangan aksional berpija pada landasan teleologis,
yang menyatakan bahwa orang mengambil keputusan yang dirancang untuk mencapai
tujuan.
b. Teori
nonaksional [nonactional theory]
Teori
ini menganggap bahwa perilaku pada dasarnya ditentuka oleh dan responsif
terhadap tekanan-tekanan yang lalu.Dalam tradisi ini dalil-dalil tertutup
biasanya dipandang tepat; interpretasi aktif yang dilakukan oleh seseorang
dilihat dengan sebelah mata.
3. Tema perspektival
Perspektif
suatu teori terdapat pada fokusnya.Perpektif berkorelasi dengan epistemologi
dan ontologi disebabkan bagaimana teoritisi memandang pengetahuan dan bagaimana
pengaruhnya terhdap perspektif teori.Setiap teori komunikasi menyajikan
perspektif khusus darimana prosesnya dapat dipandang.
Walaupun
perspektif teoritikal dapat dikonseptualisasikan dalam berbagai cara,
Littlejhon menyajikan empat jenis yang dinilainya memadahi, yakni:
a.
Perspektif behavioristik [Behavioristic perspective]
Perspektif
ini yang ditimbulkan dari psikologi mazhab perilaku atau mazhab behavioral,
menekankan pada rangsangan dan tanggapan [stimulus dan respon]. Teori
komunikasi yang menggunakan perspektif ini cenderung untuk menekankan pada cara
bahwa orang dipengaruhi oleh pesan. Teori seperti ini cenderung untuk
menyesuaikan diri kepada asumsi-asumsi yang bersifat non-aksional.
b.
Perspektif transmisional [Transmissional perspective]
Teori
transmisional memandang komunikasi sebagai pengiriman informasi dari sumber
kepada penerima. Mereka menggunakan gerakan model linier dari suatu lokasi ke
lokasi lain. Perspektif ini menekankan pada media komunikasi, waktu, dan
unsur-unsur konsekuensial.Umunya ini berdasarkan asumsi non-aksional.
c.
Perspektif interaksional [interactional perspective]
Perspektif
ini mengakui bahwa para pelaku komunikasi secara timbal balik menanggapi satu
sama lain. Apabila perspektif transmisional bersifat linier, perspektif
interaksional bersifat sirkular.Umpan balik dan efek bersama merupakan konsep
kunci.
d.
Perspektif transaksional [transactional perspective]
Perspektif ini menekankan kegiatan saling memberi. Ia
memandang komunikasi sebagai suatu hal dimana pesertanya terlibat secara aktif.
Teori perspektif transaksional menekankan pada konteks, proses, dan fungsi.
Dengan kata lain, komunikasi dipandang situasional dan sebagai proses dinamis
yang memenuhi fungsi-fungsi individual dan sosial. Perspektif ini
menekankan holisme, yang membayangkan komunikasi sebagai proses
saling menyampaikan makna.
4. Tema Aksional
Aksiologi
adalah cabang filsafat yang mengkaji nilai-nilai. Secara keseluruhan, dalam
proses aksiologi terdapat dua posisi umum, yakni:
a. Ilmu yang sadar nilai [value-conscious]
mengakui pentingnya nilai bagi penelitian dan teori serta secara bersama-sama
berupaya untuk mengarahkan nilai-nilai itu kepada tujuan yang positif.
Ilmu yang bernilai netral [value-neutral] percaya
bahwa ilmu menjauhkan diri dari nilai-nilai, dan bahwa para cendikiawan
mengontrol nilai-nilai itu.
WHITNEY
R.MUNDT
Whitney
R. Mundt tidak memperhitungkan filsafat komunikasi sebagai filsafat yang sebenarnya.Filsafat
komunikasi menampilkan kekuatan media dan prinsip-fungsi media berikut
hubungannya dengan negara.Mundt dalam filsafatnya menyatakan penjelasan
keterpautan pemerintah dengan jurnalistik di mana keseimbangan kekuatan selalu
bergeser.
Berbeda dengan pemikiran yang lain, dalam karyanya
”Global Media Philosophies” menjelaskan keterpautan pemerintah dengan
jurnalistik di mana keseimbangan kekuatan selalu bergeser. Pertanyaannya,
dimana garis pemisah antara kebebasan dan pengawasan ?.
Menurut Mundt ;
· Dalam
teori authoritarian pers adalah pelayan negara. Peranannya tidak usah
dipertanyakan, karena merupakan filsafat kekuasaan mutlak dari pemerintah suatu
kerajaan. Perintisnya adalah Hobbes, Hegel dan Machiavelli. Negara-negara
contohnya adalah Iran, Paraguay dan Nigeria.
· Teori
libertarian, media tidak bisa tunduk kepada pemerintah, tetapi harus bebas
otonom, bebas untuk menyatakan ideanya tanpa rasa takut diintervensi
pemerintah. Perintisnya adalah Locke, Milton dan Adam Smith. Negara-negara
contohnya adalah AS, Jepang dan Jerman Barat.
· Teori
Social Responsibility, merupakan modifikasi atau perkembangan dari teori
libertarian, tetapi berbeda dengan akarnya; fungsi pers adalah sebagai media
untuk mendiskusikan konflik. Perbedaan lainnya ialah pers tanggungjawab sosial
diawasi oleh opini komunitas, kegiatan konsumen dan etika profesional. Beberapa
negara cenderung menganut teori ini, termasuk AS.
· Teori
Soviet Communist dikatakan bahwa pers Uni Soviet melayani partai yang sedang
berkuasa dan dimiliki oleh negara. Orang-orang soviet mengatakan bahwa persnya
bebas untuk menyatakan kebenaran, sedangkan pers dengan apa yang dinamakan
sistem liberal dikontrol oleh kepentingan bisnis.
Dalam kaitannya dengan Filsafat PERS, Lowenstein tetap
berpegang pada istilah authoritarian dan libertarian. Jelasnya dibawah ini
adalah tipologi Lowenstein.
Kepemilikian PERS :
1. Kepemilikan Pribadi –
Dimiliki oleh perorangan atau lembaga non-pemerintah; dibiayai terutama oleh
periklanan ddan langganan.
2. Kepemilikan Partai
Politik – Dimiliki oleh partai politik, disubsidi oleh partai atau anggota
partai.
3. Kepemilikan Pemerintah –
Dimiliki oleh pemerintah atau partai pemerintah yang dominan, disubsidi
terutama oleh dana pemerintah.
Menurut
Mundt, pers terbagi menjadi lima, yakni:
1. Otoritarian, yakni sistem pers
dimana ada sensor dan lisensi dari pemerintah. Pemerintah menekan kritik
sehingga kekuasaan terpelihara.
2. Sosial-otoritarian, yakni pers
dimiliki oleh pemerintah atau partai pemerintah untuk melengkapi pers guna
mencapai tujuan ekonomi nasional dan tujuan filsafati.
3. Libertarian, yakni ketiadaan
pengawasan pemerintah [kecuali undang-undang tentang fitnah dan cabul], untuk
menjamin berkembangnya gagasan secara bebas [free market place of ideas].
4. Sosial-libertarian, yakni
pengawasan pemerintah secara minimal untuk menyumbat saluran-saluran komunikasi
dan untuk menjamin semangat operasional dari filsafat libertarian.
KURT ZADEK LEWIN
Kurt Lewin Zadek lahir pada tanggal 9 September 1890 dan meninggal pada tanggal 12 Februari 1947 adalah seorang psikolog Jerman-Amerika, yang dikenal sebagai salah satu pelopor modern sosial, organisasi, dan psikologi diterapkan .
Kurt Lewin lahir di sebuah desa kecil di Mogilno, sebuah provinsi Prusia Posen yang kini dianggap Polandia. Ayah dan ibunya yang memiliki toko umum kecil. Keluarga Kurt tinggal di atas toko di kota. Di luar kota keluarganya memiliki sebuah peternakan kecil. Dia adalah anak kedua dari empat lahir dalam keluarganya Pada usia 15 tahun keluarganya pindah ke Berlin. Lewin segera terdaftar di Gimnasium di mana dia diperkenalkan kepada filsafat Yunani. Pada tahun 1909 mendaftar di Universitas Frieberg untuk belajar kedokteran biologi. Kemudian ia dipindahkan ke Universitas München untuk belajar. Pada tahun 1910 ia mulai sekolah untuk mendapatkan gelar doktor dalam filsafat dan psikologi di Universitas Berlin. Setelah empat tahun belajar di bawah Carl Stumpf ia menerima gelar di bidang psikologi. Tak lama di sana setelah ia memasuki Kaiser tentara dan masuk ke divisi infanteri. Dia menghabiskan empat tahun pertempuran di Perang Dunia I sampai dia terluka. Dia meninggalkan tentara sebagai letnan dan memperoleh salib besi.
Pada tahun 1917 Kurt menikahi Maria Landsberg, guru sekolah. Dia dikaruniai dua anak, tetapi pernikahan hanya berlangsung sepuluh tahun. Anak pertamanya adalah seorang anak perempuan bernama Agnes yang lahir pada tahun 1919. Yang kedua adalah seorang putra, Fritz lahir pada tahun 1922. Pada 1929 ia menikah Gertrud Weiss. Dia memiliki anak ketiga, anak perempuan bernama Miriam pada tahun 1931. anak keempatnya seorang putra bernama Daniel datang pada tahun 1933. Ibunya tewas di sebuah kamp pemusnahan Nazi pada tahun 1944. Pada tahun 1947 Kurt meninggal mendadak karena serangan jantung.
Pada tahun 1921 di Institut Psikologi dari Universitas
Berlin ia ditunjuk untuk kuliah di filsafat dan psikologi. Secara antusias dan
informal yang menarik siswa dalam kelompok-kelompok yang ketat untuk
mendiskusikan berbagai permasalahan sosial. Mereka sering akan bertemu di kafe
di seberang lembaga. Sementara ia di Berlin ia mengawasi banyak studi
penelitian eksperimental.
Dia tidak punya masalah mengizinkan wanita untuk berpartisipasi dalam diskusi baik kolegial dan penelitian signifikan. Ini selama mengekang Tichner di Amerika dengan pencoba itu yang tidak mengizinkan perempuan dalam kelompoknya.
Dia tidak punya masalah mengizinkan wanita untuk berpartisipasi dalam diskusi baik kolegial dan penelitian signifikan. Ini selama mengekang Tichner di Amerika dengan pencoba itu yang tidak mengizinkan perempuan dalam kelompoknya.
Setelah masa jabatannya di Stanford sudah berakhir Kurt
dan istri barunya menuju pulang ke Jerman. Istrinya menetap karena putri mereka
sedang sakit, Kurt melanjutkan perjalanannya. Setelah mendengar tentang Hitler
naik kekuasaan, istri dan putrinya memutuskan untuk tinggal di New England.
Kurt segera dapat kembali ke Amerika karena upaya gabungan dari Komite
Pengungsi beasiswa dan Ethel Waring. Peringatan Dr adalah seorang spesialis
perkembangan anak di Cornell, dan terkesan oleh Teman kerja Lewin sementara dia
mengunjungi Instute Psikologis di Berlin. Dia datang untuk jangka waktu dua
tahun di Cornell School of Home Ekonomi. Setelah pendanaan berakhir di Cornell
ia diterima ke jangka dua tahun pada tahun 1935 di University of Iowa.
Pada tahun 1944 Kurt mendirikan Komisi Masyarakat interrelations (CCI). Kurt juga kuliah pada masalah minoritas dan hubungan antargolongan, yang membuatnya cukup popular. Dia juga mencari sebuah lembaga akademis untuk pekerjaan penelitian tentang dinamika kelompok. Ia datang untuk kesimpulan bahwa itu akan menjadi salah satu dari dua tempat baik MIT atau UC di Berkley. MIT Douglas McGregor adalah orang pertama yang memberitahukan penerimaan kirinya. Ia Iowa dan mulai membangun mimpinya pada 1945.
Pada tahun 1944 Kurt mendirikan Komisi Masyarakat interrelations (CCI). Kurt juga kuliah pada masalah minoritas dan hubungan antargolongan, yang membuatnya cukup popular. Dia juga mencari sebuah lembaga akademis untuk pekerjaan penelitian tentang dinamika kelompok. Ia datang untuk kesimpulan bahwa itu akan menjadi salah satu dari dua tempat baik MIT atau UC di Berkley. MIT Douglas McGregor adalah orang pertama yang memberitahukan penerimaan kirinya. Ia Iowa dan mulai membangun mimpinya pada 1945.
Sejak kematian mendadak pada tahun 1947, rekan-rekannya
telah menerbitkan banyak makalah yang belum selesai. Teman kontribusi Lewin
untuk psikologi yang terbesar dalam dan anak psikologi sosial. Lewin juga
mempromosikan pendidik dan para pemimpin bisnis memanfaatkan pelatihan
sensitivitas untuk meminimalkan konflik antargolongan dan mengembangkan benar
potensi individu tersebut.
CARL IVER HOVLAND
Carl Iver Hovland lahir di Chicago,12 Juni 1912.Memasuki universitas Northwestern sampai tingkat master.Ia melanjutkan progam doktor pada Progam Psikologi di Universitas Yale karena tertarik pada Clark Hull,seorang akademisi yang dikenal beraliran behaviorisme yang mengkaji proses pembelajaran manusia.Hovaland beruntung masuk keprogam ini karena progamPsikologi di Yale memiliki lembaga institute of Human Relation yang merupakan sebuah lembaga yang mampu mengangkat keberadaan fakultas psikologi di Yale menjadi penting dan terkenal. Kepribadian Hovland sangat menarik. Dia seorang pendengar yang baik,pendiam,dan sedikit berbicara,tetapi dengan kemampuan yang luar biasa, Hovland diakui sangat jenius dan produktif.Dia dapat melakukan kegiatan yang kompleks sekaligus,seperti mengedit naskah,berbicara melalui telepon,dan memasang slide.Pendekatan Hovland cenderung eleklik,yakni memakai banyak pendekatan daripada hanya satu perspektif.Ujung karier hovland adalah ketika diketahui dia menderita kanker dan kemudian meninggal.
Carl Hovland sebagaimana Lasswell,merupakan staf pengajar di Yale University yang tergolong universitas elit di Amerika. Hovland cenderung ditempatakan sebagai forerunners bagi kemunculan ilmu komunikasi bersama sama dengan Paul F.Lazarzfeld,Kurt lewin,Norbert Wiener,dan Claude Shannon.Wlaupun terjadi banyak perdebatan mengenai hal ini,tetapi yang penting keempat tokoh ini dianggap berjasa lebih berkaitan dengan yang mereka kembangkan dalam kajian komunikasi yang bercorak individu,paradigma efek jangka panjang,kuantitatif,banyak membiayai penelitian dan metodik.
Selama hidupnya yang singkat, Hovland menerbitkan lebih dari tujuh puluh artikel, adalah editor atau rekan penulis tujuh buku, dan diawasi setidaknya 22 disertasi doktor Yale. 5 prestasi ilmiahnya diakui oleh pemilihan awal untuk American Philosophical Society (1950), American Academy of Arts and Sciences (1956), dan National Academy of Sciences (1960), juga oleh conferral dari Distinguished Scientific Award Kontribusi oleh American Psychological Association (1957) dan Howard Crosby Warren Medal oleh Masyarakat Psikolog Eksperimental (1961).
Terakhir ini, diberikan dekat dengan waktu kematian Carl, adalah anggun diterima Carl oleh anaknya sembilan belas tahun David dalam apa yang dipanggil kembali oleh lain pengagum Hovland, Yale profesor emeritus Wendel R. Garner, sebagai "luar biasa emosional" kesempatan pada pertemuan tahunan dari masyarakat Agustus (Garner, komunikasi pribadi tanggal 17 Mei 1997).
PAUL F. LAZARSFELD
Paulus Felix Lazarsfeld lahir pada tanggal 13 Februari
1901 dan meninggal pada tanggal 30 Agustus 1976 adalah salah satu tokoh utama
sosiologi di Amerika abad ke-20 . Pendiri Universitas Columbia 's Biro
Penelitian Sosial Terapan, ia diberikan pengaruh yang besar atas teknik dan
organisasi penelitian sosial . "Hal ini tidak begitu banyak bahwa ia
adalah seorang sosiolog Amerika," kata salah satu rekan tentang dia
setelah kematiannya, "seperti yang ia menentukan apa yang akan sosiologi
Amerika hadapi."
Pengaruh Lazarsfeld melakukan langkah besar dalam survei statistik analisis, metode panel, analisis struktur laten, dan analisis kontekstual. Ia juga dianggap sebagai pendiri sosiologi matematika. Banyak ide-idenya telah begitu berpengaruh untuk sekarang dianggap jelas. Ia juga mencatat untuk mengembangkan langkah arus komunikasi dua model.
Lazarsfeld juga membuat kontribusi yang signifikan dengan pelatihan sosiolog kepada banyak orang muda. Salah satu penulis biografi Lazarsfeld, Paul Nerauth, menulis bahwa ada "puluhan buku dan ratusan artikel oleh mahasiswa dan murid-muridnya, yang semuanya masih menghirup spirtit pekerjaan orang ini".. Salah satu siswa Lazarsfeld yang berhasil adalah adalah Barney Glaser - propounder dari grounded theory (GT). Formasi Index dan matematika kualitatif mata pelajaran diajarkan oleh Lazarsfeld dan merupakan komponen penting dari metode GT menurut Glaser. Samuel James Coleman , kontributor penting untuk teori sosial pendidikan dan seorang presiden sosiologis Association masa depan Amerika, juga seorang mahasiswa Lazarsfeld di Columbia. kontribusi Lazarsfeld yang signifikan terdiri dari membangun lembaga-lembaga untuk sosiologi akademis di Amerika Serikat, termasuk "model toko" penelitian kolaboratif.
Paulus Lazarsfeld telah menjadi Presiden sosiologis Association Amerika (ASA) dan American Association for Public Opinion Research . Ia telah menerima gelar kehormatan dari banyak universitas, termasuk University of Chicago, Columbia University, Universitas Wina dan Universitas Sorbonne. Pusat penelitian sosial Universitas Columbia telah diubah namanya setelah dia. Pencapaian karir penghargaan dari bagian Metodologi ASA juga dinamai untuk menghormatinya.
Pengaruh Lazarsfeld melakukan langkah besar dalam survei statistik analisis, metode panel, analisis struktur laten, dan analisis kontekstual. Ia juga dianggap sebagai pendiri sosiologi matematika. Banyak ide-idenya telah begitu berpengaruh untuk sekarang dianggap jelas. Ia juga mencatat untuk mengembangkan langkah arus komunikasi dua model.
Lazarsfeld juga membuat kontribusi yang signifikan dengan pelatihan sosiolog kepada banyak orang muda. Salah satu penulis biografi Lazarsfeld, Paul Nerauth, menulis bahwa ada "puluhan buku dan ratusan artikel oleh mahasiswa dan murid-muridnya, yang semuanya masih menghirup spirtit pekerjaan orang ini".. Salah satu siswa Lazarsfeld yang berhasil adalah adalah Barney Glaser - propounder dari grounded theory (GT). Formasi Index dan matematika kualitatif mata pelajaran diajarkan oleh Lazarsfeld dan merupakan komponen penting dari metode GT menurut Glaser. Samuel James Coleman , kontributor penting untuk teori sosial pendidikan dan seorang presiden sosiologis Association masa depan Amerika, juga seorang mahasiswa Lazarsfeld di Columbia. kontribusi Lazarsfeld yang signifikan terdiri dari membangun lembaga-lembaga untuk sosiologi akademis di Amerika Serikat, termasuk "model toko" penelitian kolaboratif.
Paulus Lazarsfeld telah menjadi Presiden sosiologis Association Amerika (ASA) dan American Association for Public Opinion Research . Ia telah menerima gelar kehormatan dari banyak universitas, termasuk University of Chicago, Columbia University, Universitas Wina dan Universitas Sorbonne. Pusat penelitian sosial Universitas Columbia telah diubah namanya setelah dia. Pencapaian karir penghargaan dari bagian Metodologi ASA juga dinamai untuk menghormatinya.
Lazarsfeld lahir di Wina , di mana ia menghadiri sekolah,
akhirnya menerima gelar doktor dalam matematika (disertasi doktoralnya
ditangani dengan aspek-aspek matematis dari teori gravitasi Einstein ). Pada
tahun 1920, ia pindah dalam lingkaran sama dengan Lingkaran Wina para filsuf,
termasuk Otto Neurath dan Rudolf Carnap . Dia datang ke sosiologi melalui
keahlian dalam matematika dan metode kuantitatif, berpartisipasi dalam beberapa
studi kuantitatif dini, termasuk apa yang mungkin survei ilmiah pertama dari
pendengar radio, 1930-1931. Pada tahun 1926 ia menikah dengan sosiolog Marie Jahoda
. Bersama dengan Hans Zeisel mereka menulis-klasik belajar sekarang tentang
dampak sosial dari pengangguran pada komunitas kecil: Die von Arbeitslosen
Marienthal (1932; eds bahasa Inggris 1971.).
Pada akhirnya, ia berpikir bahwa ide dari penelitian empiris belum secara luas diterima sebagai dia mungkin berharap. Dalam salah satu tulisan terakhir diterbitkan, "Komunikasi Penelitian dan Aplikasi Its: A Postscript" (1976), Lazarsfeld menyesalkan bahwa arus telah berbalik melawan penelitian empiris dan bahwa "sementara peningkatan jumlah penulis menyatakan perlunya [untuk membuat 'aplikasi' sebuah topik] penelitian, sudah pasti bukan subjek permintaan populer di kalangan sosiolog.
Pada akhirnya, ia berpikir bahwa ide dari penelitian empiris belum secara luas diterima sebagai dia mungkin berharap. Dalam salah satu tulisan terakhir diterbitkan, "Komunikasi Penelitian dan Aplikasi Its: A Postscript" (1976), Lazarsfeld menyesalkan bahwa arus telah berbalik melawan penelitian empiris dan bahwa "sementara peningkatan jumlah penulis menyatakan perlunya [untuk membuat 'aplikasi' sebuah topik] penelitian, sudah pasti bukan subjek permintaan populer di kalangan sosiolog.
WILBUR LANG SCHRAMM
Wilbur Schramm mempunyai nama lengkap Wilbur Lang
Schramm, seorang pakar komunikasi berparadigma positivistik dari Amerika
Serikat. Beliau lahir di Marietta, yakni sebuah kota yang terletak di batas
selatan Ohio, yang diberi nama oleh penjajah Perancis pada tanggal 5 Agustus
1907 dan meninggal di Honolulu, Hawaii pada tanggal 27 Desember 1987. Leluhur
Schramm berasal dari Schrammsburg, Jerman, dan nama Jerman yang didapat Schramm
dikarenakan kesulitan keluarganya selama Perang Dunia I, sewaktu Schramm masih
anak-anak. Ayahnya adalah seorang pengacara di Marietta, yang membuka praktek
legal yang menyedihkan.
Meraih gelar A.B. dari Universitas Marietta (1928), A.M.
dari Universitas Harvard (1930) dan Ph.D. dari Universitas Iowa (1932). Schramm
mengajar Bahasa Inggris di Iowa (1935-1943), selain itu juga mendasari
berdirinya American Prefaces sekaligus sebagai editornya. Menjadi pimpinan the
Iowa Writer’s Workshop, bekerja di firm Harcourt Brace dan membantu di federal war
information agencies. Beliau memimpin School of Journalism di Iowa (1943-1947).
Kemudian menjadi pimpinan program kajian komunikasi massa di Universitas
Illinois, Universitas Stanford dan the East-West Center, Universitas Hawaii.
Beliau merupakan seorang penulis produktif dan editor di American literature
dan Mass Communication.
Pertanyaan :
1. Apa pengertian atau definisinya Komunikasi? (Sebutkan sumbernya)
Jawab :
Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Dan komunikasi juga adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
Sejarah Komunikasi
Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti 'sama'. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama (make to common). Secara sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya (communication depends on our ability to understand one another). Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi. Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada ikan. Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif, komunikasi transaktif, komunikasi bertujuan, atau komunikasi tak bertujuan.
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio, televisi, telepon, satelit dan jaringan komputer seiring dengan industrialisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia. Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri.
Komponen Komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah :
1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
2. Pesan (message) adalah isi/maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam
komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran
nada/suara.
4. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain.
5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang
disampaikannya.
6. Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan
dijalankan ("Protokol").
1. Apa pengertian atau definisinya Komunikasi? (Sebutkan sumbernya)
Jawab :
Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Dan komunikasi juga adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.
Sejarah Komunikasi
Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti 'sama'. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama (make to common). Secara sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya (communication depends on our ability to understand one another). Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi. Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada ikan. Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif, komunikasi transaktif, komunikasi bertujuan, atau komunikasi tak bertujuan.
Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio, televisi, telepon, satelit dan jaringan komputer seiring dengan industrialisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia. Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri.
Komponen Komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah :
1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
2. Pesan (message) adalah isi/maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam
komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran
nada/suara.
4. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain.
5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang
disampaikannya.
6. Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan
dijalankan ("Protokol").
Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa
digambarkan seperti berikut :
1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan
suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi
dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak
1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan
suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi
dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak
2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui
suatu media atau saluran baik secara
langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail,
atau media lainnya.
Media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan :
1. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang
diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.
2. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang
dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si
pengirim.
Faktor yang mempengaruhi komunikasi diantaranya :
langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail,
atau media lainnya.
Media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan :
1. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang
diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.
2. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang
dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si
pengirim.
Faktor yang mempengaruhi komunikasi diantaranya :
1. Latar belakang budaya
Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir seseorang melalui kebiasaannya, sehingga semakin sama latar belakang budaya antara komunikator dengan komunikan maka komunikasi semakin efektif.
Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir seseorang melalui kebiasaannya, sehingga semakin sama latar belakang budaya antara komunikator dengan komunikan maka komunikasi semakin efektif.
2. Ikatan kelompok atau group
Nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat mempengaruhi cara mengamati pesan.
Nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat mempengaruhi cara mengamati pesan.
3. Harapan
Harapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima pesan sesuai dengan yang diharapkan.
Harapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima pesan sesuai dengan yang diharapkan.
4. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi isi pesan yang disampaikan.
Semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi isi pesan yang disampaikan.
5. Situasi
Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi
Ilmu komunikasi Di Antara Bidang Ilmu Lainnya
Dahulu orang lebih mudah memberikan definisi tentang ilmu daripada sekarang. Dulu defenisi ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianutnya. Sekarang ilmu memperoleh posisi yang bebas dan mandiri. Definisi ilmu tidak lagi berdasarkan dan dilihat dari filsafatnya, melainkan berdasarkan pada apa yang dilaksanakan oleh ilmu tersebut, serta metodologinya. Berbicara posisi Ilmu Komunikasi di antara ilmu-ilmu lainnya, tidak akan terlepas dari akar atau landasan Ilmu Komunikasi itu sendiri, dimana banyak ilmuwan nonkomunikasi memberikan kontribusi untuk lahirnya Ilmu Komunikasi. [2] Ahli politik Harold D. Lasswell. Sosiolog Max Weber, Daniel Lerner dan Everett M. Rogers.[rujukan?] Psikolog Carl I. Hoveland dan Paul Lazarsfeld. Ahli bahasa Wilbur Schramm. Shannon dan Weaver adalah ahli matematika.
Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi
Ilmu komunikasi Di Antara Bidang Ilmu Lainnya
Dahulu orang lebih mudah memberikan definisi tentang ilmu daripada sekarang. Dulu defenisi ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianutnya. Sekarang ilmu memperoleh posisi yang bebas dan mandiri. Definisi ilmu tidak lagi berdasarkan dan dilihat dari filsafatnya, melainkan berdasarkan pada apa yang dilaksanakan oleh ilmu tersebut, serta metodologinya. Berbicara posisi Ilmu Komunikasi di antara ilmu-ilmu lainnya, tidak akan terlepas dari akar atau landasan Ilmu Komunikasi itu sendiri, dimana banyak ilmuwan nonkomunikasi memberikan kontribusi untuk lahirnya Ilmu Komunikasi. [2] Ahli politik Harold D. Lasswell. Sosiolog Max Weber, Daniel Lerner dan Everett M. Rogers.[rujukan?] Psikolog Carl I. Hoveland dan Paul Lazarsfeld. Ahli bahasa Wilbur Schramm. Shannon dan Weaver adalah ahli matematika.
George Gerbner (8 Agustus 1919
– 24 Desember 2005)
Gerbner adalah
seorang profesor Komunikasi dan pendiri teori kultivasi. Lahir di Budapest,
Hungaria, dia berimigrasi ke Amerika Serikat pada akhir tahun 1939. Gerbner
meraih gelar sarjana dalam jurnalisme dari Universitas California, Berkeley
pada 1942. Ia bekerja sebentar untuk San Francisco Chronicle sebagai penulis,
kolumnis dan assisten editor keuangan. Ia bergabung dengan Angkatan Darat
Amerika Serikat pada tahun 1943. Ia bergabung dengan Office of Strategic
Services sementara melayani dan menerima Bintang Perunggu. Setelah perang ia
bekerja sebagai penulis lepas dan penerbit dan mengajar jurnalistik di El
Camino College sambil mendapatkan (1951) dan doktor master (1955) dalam
komunikasi di University of Southern California. disertasi-Nya, “Toward a
General Theory of Communication,” memenangkan penghargaan USC untuk “disertasi
terbaik.”
David K.Berlo
Berlo lahir tahun
1929. Ia merupakan salah satu mahasiswa generasi pertama di Program Doktor
Komunikasi di bawah kepemimpinan Wilbur Schramm di Illinois. Berlo dikenal juga
sebagai penemu program komuniaksi di Universitas Michigan yang banyak
melahirkan doktor komunikasi. Berlo merupakan penulis buku teks komunikasi yang
terkenal, The Process of Communication (1960). Buku ini mengajarkan model
komunikasi SMCR; Source-Message-Channel-Receiver. Berlo mendasarkan rumusannya
pada model komuniaksi yang dirumuskan Shannon, yaitu teori informasi dengan
model matematikanya. Berlo menjadi mahasiswa program doktor yang dipimpin
Wilbur Schramm di Illinois tahun 1953. Sebelumnya Berlo adalah mahasiswa
Jurusan Matematika di Universitas Missouri. Berlo kelak menjadi pimpinan di
fakultas komunikasi yang dibuka di Universitas Michigan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar