Senin, 07 November 2016

10 Tokoh Ilmu Komunikasi



HAROLD DWIGHT LASSWELL
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjJvLFxQ6rPEGhsOzX42DmsyTV5Nc25BGUqM68oyfZWP4gYOhRaDMK3drBPdQTBdQOPrQeCMMF7_3BMFkJw7pQT6d_Hqnfl7_3xeAdjFVF4OCszCRtZVhu8Dn-cmHx1aumun8wj_0LuZzrO/s1600/harold+lasswell.jpeg

        Ha rold Dwight Lasswell lahir pada tanggal 13 Februari 1902 dan meninggal pada tanggal 18 Desember 1978 pada umur 76 tahun. Dia adalah seorang ilmuwan politik terkemuka di Amerika Serikat dan seorang pencetus teori komunikasi. Dia juga adalah anggota dari Chicago chool of Sociology dan seorang Profesor Chicago School of Sociology di Yale University. Selain itu dia juga adalah Presiden Asosiasi Ilmu Politik Amerika (APSA) dan Akademi Seni dan Sains Dunia (WAAS). Menurut sebuah biografi yang ditulis oleh Gabriel Almond pada saat kematian Lasswell yang diterbitkan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional pada tahun 1987, Lasswell termasuk dalam peringkat inovator-inovator kreatif dalam ilmu-ilmu sosial di abad ke-20. Pada saat itu, Almond menegaskan bahwa "beberapa orang akan menegaskan bahwa ia adalah ilmuwan politik yang paling asli dan paling produktif di masanya." Bidang penelitian di mana Lasswell bekerja yaitu pentingnya kepribadian, struktur sosial, dan budaya dalam penjelasan fenomena politik. Di masa depan Ia akan tercatat menggunakan berbagai pendekatan metodologis yang kemudian menjadi standar di berbagai tradisi intelektual termasuk teknik wawancara, analisis isi, para-eksperimental teknik, dan pengukuran statistik.

Dia terkenal karena komentarnya pada teori komunikasi:
Who (says) What (to) Whom (in) What Channel (with) What Effect
Siapa (kata) Apa (untuk) Siapa (dalam) Apa Channel (dengan) Apa Efek

Karya-karya dari
Harold Dwight Lasswell
1. Propaganda Technique in the World War (1927; dicetak ulang menggunakan kata pengantar
    baru,  1971)
2. Psychopathology and Politics, (1930; reprinted, 1986)

3. World Politics and Personal Insecurity (1935; dicetak ulang menggunakan kata pengantar
     baru, 1965)
4. Politics: Who Gets What, When, How (1935)
5. "The Garrison State" (1941)
6. Power and Personality (1948)

Lasswell belajar di Universitas Chicago pada tahun 1920, dan sangat dipengaruhi oleh pragmatisme mengajar di sana, terutama karena dikemukakan oleh John Dewey dan George Herbert Mead. Dia lebih berpengaruh pada Freudian filsafat yang menginformasikan banyak analisis tentang propaganda dan komunikasi secara umum. Selama Perang Dunia II, Lasswell menjabat sebagai Kepala Divisi Eksperimental untuk Studi Komunikasi Waktu Perang di Perpustakaan Kongres. Ia menganalisis film propaganda Nazi untuk mengidentifikasi mekanisme persuasi digunakan untuk mengamankan persetujuan dan dukungan dari rakyat Jerman untuk Hitler dan kekejaman masa perang. Selalu melihat ke depan, di akhir hidupnya, Lasswell bereksperimen dengan pertanyaan mengenai astropolitics, konsekuensi politik dari kolonisasi planet lain, dan "Koloni Manusia Mesin."
Peran Lasswell adalah penting dalam perkembangan pasca-Perang Dunia II. Demikian pula, definisinya tentang propaganda juga dilihat sebagai sebuah perkembangan penting untuk memahami tujuan propaganda. Studi Laswell pada propraganda, yaitu membuat terobosan pada subjek untuk memperluas pandangan terkini tentang cara dan tujuan untuk dapat dicapai melalui propaganda untuk tidak hanya mencakup perubahan pendapat tetapi juga berubah dalam tindakan.
Bukunya aim to indoctrinate dipandang sebagai ciri khas propaganda.

"Propaganda adalah ekspresi dari pendapat atau tindakan yang dilakukan dengan sengaja oleh individu atau kelompok dengan maksud untuk mempengaruhi pendapat atau tindakan orang lain atau kelompok untuk tujuan-tujuan yang telah ditentukan melalui manipulasi psikologis"


RICHARD L.LANIGAN 

Richard L. Lanigan membuat analisis filsafat mengenai komunikasi dengan mengemukakan pertanyaan-pertanyaan:
1.      Apa yang aku ketahui? (what do I know?)
2.      Bagaimana aku mengetahuinya? (how do I know?)
3.      Apakah aku yakin? (am I sure?)
4.      Apakah aku benar? (am I right?)
Keeempat pertanyaan diatas berkaitan dengan penyelidikan secara sistematis, studi terhadap metafisika, epistemologi, aksiologi dan logika.

Metafisika (berkaitan dengan ontologi)
Menurut Richard lanigan, metafisika adalah studi tentang sifat dan fungsi teori tentang realita. Berkaitan dengan teori komunikasi, metafisika berkaitan dengan hal-hal berikut:
·         Sifat manusia dan hubungannya secara kontekstual dan individual dengan
realita dalam alam semesta.
·         Sifat dan fakta bagi tujuan, perilaku, penyebab dan aturan.
·        Problema pilihan, khususnya kebebasan versus determinisme pada perilaku
Manusia.
Jujun S Suriasumantri dalam bukunya "Filsafat Ilmu" mengatakan bahwa metafisika merupakan suatu kajian tentang hakikat keberadaan zat, hakikat pikiran, dan hakikat kaitan zat dengan pikiran.Sedangkan mengenai objek metafisika ditegaskan oleh Aristoteles, yang mengatakan ada dua, yakni ada sebagai ada sebagai yang ada dan ada sebagai yang ilahi. Pendapat Aristoteles tersebut dijelaskan oleh Prof. Dr. Delfgaauw dalam karyanya "Metafisika" sebagai berikut:

a. Ada sebagai yang ada
Mengenai hal ini ilmu pengetahuan berupaya mengkaji yang ada itu dalam bentuk semurni-murninya, bahwa suatu benda itu sungguh-sungguh ada dalam arti kata tidak terkena perubahan.Ciri bahwa yang ada itu sungguh-sungguh ada, ialah dapat dicerapnya oleh panca indera.Oleh karena itu metafisika disebut juga ontologi.
b. Ada sebagai yang ilahi
Hal lain adalah keberadaan yang mutlak, yang sama sekali tidak bergantung pada yang lain. Ini berarti bahwa suatu yang ada adalah yang seumum-umumnya dan yang mutlak, yakni Tuhan.Apabila kita berbicara tentang tentang yang ilahi berarti kita bertolak dari sesuatu yang pada dasarnya tidak dapat ditangkap oleh pancaindera, karena Tuhan tidak dapat diketahui dengan menggunakan alat-alat inderawi.

Epistemologi
Epistemologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode dan batasan pengetahuan manusia [a branch of philosophy that investigates the origin, nature, methods and limits of human knowledge].
            Sementara itu, epistemologi lebih merupakan cabang filsafat yang merefleksikan asal-usul, hakikat dan batasan pangetahuan manusia.Epistemologi berkaitan dengan penguasaan pengetahuan dan lebih mendasar lagi berkaitan dengan kriteria penilaian atas kebenaran.Dalam epistemologi, terdapat beberapa teori kebenaran berdasarkan koherensi, korespondensi, pragmatisme dan legalisme.
Epistemologi pada dasarnya adalah cara bagaimana pengetahuan disusun dari bahan yang diperoleh yang dalam prosesnya menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah pada dasarnya dilandasi oleh:
·         Kerangka pemikiran yang logis
·         penjabaran hipotesis yang merupakan deduksi dan kerangka pemikiran
·         Verifikasi terhadap hipotesis untuk menguji kebenarannya secara faktual.

Epistemologi merupakan cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode dan batasan pengetahuan manusia (Effendi 193:324). Lanigan mengatakan bahwa dalam prosesnya yang progresif dari kognisi menuju afeksi yang selanjutnya menuju konasi, epistemologi berpijak pada salah satu atau lebih teori kebenaran. Dalam kamus filsafat disebutkan beberapa teori kebenaran yaitu : teori korespondensi, teori koherensi, teori pragmatik.

1.  Teori koherensi; suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu
    
koheren atau konsisten dengan pernyataan sebelumnya yang dianggap
    
benar.
2.  Teori korespondensi; suatu pernyataan adalah benar jikalau materi yang
     terkena oleh persyaratan itu berkorespondensi (berhubungan) dengan
    
obyek yang dituju oleh pernyataan itu.
3.   Teori pragmatik; suatu pernyataan dianggap benar apabila pernyataan
     atau konsekuensi dari pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis bagi
     kehidupan manusia.

Aksiologi
Aksiologi adalah cabang filsafat yang berkaitan dengan nilai-nilai seperti etika estetika dan agama. Aksiologi berkaitan dengan cara bagaimana menggunakan ilmu pengetahuan yang secara epistemologi diperoleh dan disusun. Tinjauan terhadap filsafat komunikasi, Richard lanigan mengatakan bahwa aksiologi merupakan studi tentang etika dan estetika.
Hal ini berarti aksiologi adalah suatu kajian terhadap apa nilai-nilai manusiawi dan bagaimana cara melembagakannya atau mengekspresikannya. Masalah nilai ini sangat penting bagi seorang komunikator ketika ia mengemas pikirannya sebagai isi pesan dengan bahasa sebagai lambang. Hal ini berkaitan dengan efek yang ditimbulkan oleh pesan tersebut. Karena itulah seorang komunikator haruslah terlebih dahulu melakukan pertimbangan nilai (value judgement) apakah pesan yang akan dikomunikasikan etis atau tidak.

Logika
Logika berkaitan dengan telaah terhadap asas-asas dan metode penalaran secara benar. Menggunakan proses penalaran yaitu proses logika. Karena itulah dalam komunikasi, posisi logika amatlah penting, karena pemikiran yang akan dikomunikasikan kepada orang lain haruslah merupakan keputusan sebagai hasil dari proses berpikir yang logis.
Logika adalah cabang filsafat yang menelaah asas dan dasar metode penalaran secara benar dalam hal ini cara berkomunikasi secara lebih baik dan benar. Logika penting dalam berkomunikasi karena pemikiran harus dikomunikasikan dan yang dikomunikasikan merupakan putusan sebagai hasil dari proses berpikir.
            Logika berkaitan dengan telaah terhadap asas-asas dan metode penalaran secara benar [deals with study of the principles and methods of correct reasoning].
            Bahwa logika teramat penting dalam komunikasi, jelas karena suatu pemikiran harus dikomunikasikan kepada orang lain, dan yang dikomunikasikan itu harus merupakan putusan sebagai hasil dari proses berpikir, dalam hal ini berpikir logis.


     STEPHEN W. LITTLEJOHN
        
  
Stephen W. Littlejohn adalah orang komunikasi yang juga berbicara tentang filsafat komunikasi. Littlejohn menelaah teori dan proses komunikasi. Littlejohn membagi proses komunikasi dalam tiga tahap dan empat tema utama. Tahapan itu adalah tahap metateoritis, hipotetis dan deskriptif.Tema utamanya adalah tema epistemologis, ontologis, perspektif dan aksiologis.
Dalam bukunya yang berjudul "Theories of Humas Communication", Littlejhon menyajikan suatu sub bab yang berjudul "Philosophical Issues in the Study of Communication", yang menelaah teori dan proses komunikasi dengan membagi menjadi tiga tahap dan empat tema. Tahap pertama adalah metatheorical, kedua hypothetical, dan ketiga descriptive. Sedangkan tema yang empat itu adalah epistemology[pertanyaan mengenai pengetahuan], onology [pertanyaan mengenai eksistensi], perspective [pertanyaan mengenai fokus] dan axiology[pertanyaan mengenai nilai].
Tahap MetatheoricalMeta mempunyai beberapa pengertian, yakni [1] berubah dalam posisi/changed in position, [2] melebihi/beyond, diluar pengertian dan pengalaman manusia/trancending, serta lebih tinggi/higher.
            Sedangkan pengertian teori menurut Schramm adalah "suatu perangkat pernyataan yang saling berkaitan, pada abstraksi dengan kadar yang tinggi, dan daripadanya proposisi dapat dihasilkan yang dapat dikaji secara ilmiah, serta pada dasarnya dapat dilakukan dengan prediksi mengenai tingkah laku".
            Littlejohn sendiri mengartikan metateori sebagai spekulasi terhadap sifat penyeledikan yang melebihi atau luar isi khusus dari teori tertentu. Penyeledikan tersebut bisa berupa pertanyaan apa yang akan diamati, bagaimana pengamatannya dilakukan, dan bentuk teori yang bagaimana yang akan diambil.
Tahap HipotetikalIni adalah tahap teori di mana tampak gambarn realitas dan pembinaan kerangka kerja pengetahuan.
Tahap DeskriptifTahap ini meliputi pernyataan-pernyataan aktual mengenai kegiatan dan penemuan-penemuan yang berkaitan dengannya.
            Ketiga tahap tersebut tidak berlangsung secara terpisah, apabila beroperasi pada salah satu tahap, seorang cendekiawan selalu menelaah dua tahap lainnya.
           
1. Tema epistemological
            Sebagaimana telah dijelaskan ketika membahas pemikiran lanigan, bahwa epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, sifat, metode dan batasan pengetahuan manusia.Tegasnya epistemologi adalah cabang filsafat yang mempelajari pengetahuan.
            Dalam kaitannya dengan pentahapan tadi, tema epistemologikal pada tahap metateorikal meliputi pretanyaan-pertanyaan metodologi yang telah disinggung tadi, yakni cara bagaimana pengetahuan disusun dan bahan yang telah diperoleh.
            Tema epistemologikal dikaji dari tahap hipotetikal bersangkutan dengan metode dan prosedur dalam menguji dugaan-dugaan sementara.
            Tema epistemologikal dilihat dari tahap deskriptif menyangkut instrumen dan teknik dalam rangka melakukan verifikasi sebagai penilaian yang objektif.
            Dalam hubungannya dengan tema epistemologikal, Littlejohn mengajukan pertanyaan, "dengan proses bagaimana timbulnya pengetahuan?" Menurut dia, pertanyaan itu amat kompleks dan perdebatan mengenai masalah ini justru terletak pada "hati" estimologi.
            Dikatakannya bahwa mengenai persoalan itu terdapat empat posisi:
a. Mentalisme atau rasionalisme yang menyatakan bahwa pengetahuan timbul dari kekuatan pikira manusia. Posisi ini menempatkan dirinya pada penalaran manusia.
b. Empirisme yang menyatakan bahwa pengetahuan muncul dalam persepsi. Kita mengalami dunia dan melihat apa yang sedang terjadi.
c. Konstruktivisme yang menyatakan bahwa orang menciptakan pengetahuan agar berfungsi secara pragmatis dalam kehidupannya. Orang memproyeksikan dirinya kepada apa yang dialaminya. Para konstuktivis percaya bahwa fenomena di dunia dapat dikonseptualisasikan dengan berbagai cara, di mana pengetahuan berperan penting bagi seseorang untuk merekayasa dunia.
d. Konstruktivisme sosial mengajarkan bahwa pengetahuan merupakan produk interaksi simbolik dalam kelompok sosial. Dengan lain perkataan, realitas dikonstruksikan secara sosial sebagai produk kehidupan kelompok dan kehidupan budaya.

2. Tema ontologi
            Apabila epistemologi adalah studi terhadap pengetahuan, ontologi adalah cabang filsafat mengenai sifat wujud [nature of being], atau lebih sempit lagi sifat fenomena yang ingin kita ketahui.Dalam imu pengetahuan sosial, ontologi terutama berkaitan dengan sifat interaksi sosial.
            Pentingnya persoalan ontologis, sebab cara para teoritisi mengkonseptualisasikan komunikasi bergantung pada bagaimana pandangannya terhadap komunikator.
            Littlejhon mengatakan bahwa meski dalam teori komunikasi tampak berbagai posisi ontologis, tetapi dapat dikelompokkan menjadi dua posisi dasar yang saling berlawanan.
a. Teori aksional [actional theory]
            Teori ini mengganggap bahwa orang menciptakan makna, mereka mempunyai tujuan, mereka menentukan pilihan nyata.Pandangan aksional berpija pada landasan teleologis, yang menyatakan bahwa orang mengambil keputusan yang dirancang untuk mencapai tujuan.

b. Teori nonaksional [nonactional theory]
            Teori ini menganggap bahwa perilaku pada dasarnya ditentuka oleh dan responsif terhadap tekanan-tekanan yang lalu.Dalam tradisi ini dalil-dalil tertutup biasanya dipandang tepat; interpretasi aktif yang dilakukan oleh seseorang dilihat dengan sebelah mata.

3. Tema perspektival
            Perspektif suatu teori terdapat pada fokusnya.Perpektif berkorelasi dengan epistemologi dan ontologi disebabkan bagaimana teoritisi memandang pengetahuan dan bagaimana pengaruhnya terhdap perspektif teori.Setiap teori komunikasi menyajikan perspektif khusus darimana prosesnya dapat dipandang.
            Walaupun perspektif teoritikal dapat dikonseptualisasikan dalam berbagai cara, Littlejhon menyajikan empat jenis yang dinilainya memadahi, yakni:
a. Perspektif behavioristik [Behavioristic perspective]
Perspektif ini yang ditimbulkan dari psikologi mazhab perilaku atau mazhab behavioral, menekankan pada rangsangan dan tanggapan [stimulus dan respon]. Teori komunikasi yang menggunakan perspektif ini cenderung untuk menekankan pada cara bahwa orang dipengaruhi oleh pesan. Teori seperti ini cenderung untuk menyesuaikan diri kepada asumsi-asumsi yang bersifat non-aksional.
b. Perspektif transmisional [Transmissional perspective]
Teori transmisional memandang komunikasi sebagai pengiriman informasi dari sumber kepada penerima. Mereka menggunakan gerakan model linier dari suatu lokasi ke lokasi lain. Perspektif ini menekankan pada media komunikasi, waktu, dan unsur-unsur konsekuensial.Umunya ini berdasarkan asumsi non-aksional.
c. Perspektif interaksional [interactional perspective]
Perspektif ini mengakui bahwa para pelaku komunikasi secara timbal balik menanggapi satu sama lain. Apabila perspektif transmisional bersifat linier, perspektif interaksional bersifat sirkular.Umpan balik dan efek bersama merupakan konsep kunci.
d. Perspektif transaksional [transactional perspective]
Perspektif ini menekankan kegiatan saling memberi. Ia memandang komunikasi sebagai suatu hal dimana pesertanya terlibat secara aktif. Teori perspektif transaksional menekankan pada konteks, proses, dan fungsi. Dengan kata lain, komunikasi dipandang situasional dan sebagai proses dinamis yang memenuhi fungsi-fungsi individual dan sosial. Perspektif ini menekankan holisme, yang membayangkan komunikasi sebagai proses saling menyampaikan makna.

4. Tema Aksional
Aksiologi adalah cabang filsafat yang mengkaji nilai-nilai. Secara keseluruhan, dalam proses aksiologi terdapat dua posisi umum, yakni:
a. Ilmu yang sadar nilai [value-conscious] mengakui pentingnya nilai bagi penelitian dan teori serta secara bersama-sama berupaya untuk mengarahkan nilai-nilai itu kepada tujuan yang positif.
Ilmu yang bernilai netral [value-neutral] percaya bahwa ilmu menjauhkan diri dari nilai-nilai, dan bahwa para cendikiawan mengontrol nilai-nilai itu.



              WHITNEY R.MUNDT
     
 

Whitney R. Mundt tidak memperhitungkan filsafat komunikasi sebagai filsafat yang sebenarnya.Filsafat komunikasi menampilkan kekuatan media dan prinsip-fungsi media berikut hubungannya dengan negara.Mundt dalam filsafatnya menyatakan penjelasan keterpautan pemerintah dengan jurnalistik di mana keseimbangan kekuatan selalu bergeser.
Berbeda dengan pemikiran yang lain, dalam karyanya ”Global Media Philosophies” menjelaskan keterpautan pemerintah dengan jurnalistik di mana keseimbangan kekuatan selalu bergeser. Pertanyaannya, dimana garis pemisah antara kebebasan dan pengawasan ?.
Menurut Mundt ;
·         Dalam teori authoritarian pers adalah pelayan negara. Peranannya tidak usah dipertanyakan, karena merupakan filsafat kekuasaan mutlak dari pemerintah suatu kerajaan. Perintisnya adalah Hobbes, Hegel dan Machiavelli. Negara-negara contohnya adalah Iran, Paraguay dan Nigeria.
·         Teori libertarian, media tidak bisa tunduk kepada pemerintah, tetapi harus bebas otonom, bebas untuk menyatakan ideanya tanpa rasa takut diintervensi pemerintah. Perintisnya adalah Locke, Milton dan Adam Smith. Negara-negara contohnya adalah AS, Jepang dan Jerman Barat.
·         Teori Social Responsibility, merupakan modifikasi atau perkembangan dari teori libertarian, tetapi berbeda dengan akarnya; fungsi pers adalah sebagai media untuk mendiskusikan konflik. Perbedaan lainnya ialah pers tanggungjawab sosial diawasi oleh opini komunitas, kegiatan konsumen dan etika profesional. Beberapa negara cenderung menganut teori ini, termasuk AS.
·         Teori Soviet Communist dikatakan bahwa pers Uni Soviet melayani partai yang sedang berkuasa dan dimiliki oleh negara. Orang-orang soviet mengatakan bahwa persnya bebas untuk menyatakan kebenaran, sedangkan pers dengan apa yang dinamakan sistem liberal dikontrol oleh kepentingan bisnis.
Dalam kaitannya dengan Filsafat PERS, Lowenstein tetap berpegang pada istilah authoritarian dan libertarian. Jelasnya dibawah ini adalah tipologi Lowenstein.
Kepemilikian PERS :
1.      Kepemilikan Pribadi – Dimiliki oleh perorangan atau lembaga non-pemerintah; dibiayai terutama oleh periklanan ddan langganan.
2.      Kepemilikan Partai Politik – Dimiliki oleh partai politik, disubsidi oleh partai atau anggota partai.
3.      Kepemilikan Pemerintah – Dimiliki oleh pemerintah atau partai pemerintah yang dominan, disubsidi terutama oleh dana pemerintah.

 Menurut Mundt, pers terbagi menjadi lima, yakni:
1. Otoritarian, yakni sistem pers dimana ada sensor dan lisensi dari pemerintah. Pemerintah menekan kritik sehingga kekuasaan terpelihara.
2. Sosial-otoritarian, yakni pers dimiliki oleh pemerintah atau partai pemerintah untuk melengkapi pers guna mencapai tujuan ekonomi nasional dan tujuan filsafati.
3. Libertarian, yakni ketiadaan pengawasan pemerintah [kecuali undang-undang tentang fitnah dan cabul], untuk menjamin berkembangnya gagasan secara bebas [free market place of ideas].
4.  Sosial-libertarian, yakni pengawasan pemerintah secara minimal untuk menyumbat saluran-saluran komunikasi dan untuk menjamin semangat operasional dari filsafat libertarian.


KURT ZADEK LEWIN
                                                                         
Kurt Lewin Zadek lahir pada tanggal 9 September 1890 dan meninggal pada tanggal 12 Februari 1947 adalah seorang psikolog Jerman-Amerika, yang dikenal sebagai salah satu pelopor modern sosial, organisasi, dan psikologi diterapkan .
Kurt Lewin lahir di sebuah desa kecil di Mogilno, sebuah provinsi Prusia Posen yang kini dianggap Polandia. Ayah dan ibunya yang memiliki toko umum kecil. Keluarga Kurt tinggal di atas toko di kota. Di luar kota keluarganya memiliki sebuah peternakan kecil. Dia adalah anak kedua dari empat lahir dalam keluarganya  Pada usia 15 tahun keluarganya pindah ke Berlin. Lewin segera terdaftar di Gimnasium di mana dia diperkenalkan kepada filsafat Yunani. Pada tahun 1909 mendaftar di Universitas Frieberg untuk belajar kedokteran biologi. Kemudian ia dipindahkan ke Universitas München untuk belajar. Pada tahun 1910 ia mulai sekolah untuk mendapatkan gelar doktor dalam filsafat dan psikologi di Universitas Berlin. Setelah empat tahun belajar di bawah Carl Stumpf ia menerima gelar di bidang psikologi. Tak lama di sana setelah ia memasuki Kaiser tentara dan masuk ke divisi infanteri. Dia menghabiskan empat tahun pertempuran di Perang Dunia I sampai dia terluka. Dia meninggalkan tentara sebagai letnan dan memperoleh salib besi.
Pada tahun 1917 Kurt menikahi Maria Landsberg, guru sekolah. Dia dikaruniai dua anak, tetapi pernikahan hanya berlangsung sepuluh tahun. Anak pertamanya adalah seorang anak perempuan bernama Agnes yang lahir pada tahun 1919. Yang kedua adalah seorang putra, Fritz lahir pada tahun 1922. Pada 1929 ia menikah Gertrud Weiss. Dia memiliki anak ketiga, anak perempuan bernama Miriam pada tahun 1931. anak keempatnya seorang putra bernama Daniel datang pada tahun 1933. Ibunya tewas di sebuah kamp pemusnahan Nazi pada tahun 1944. Pada tahun 1947 Kurt meninggal mendadak karena serangan jantung.
Pada tahun 1921 di Institut Psikologi dari Universitas Berlin ia ditunjuk untuk kuliah di filsafat dan psikologi. Secara antusias dan informal yang menarik siswa dalam kelompok-kelompok yang ketat untuk mendiskusikan berbagai permasalahan sosial. Mereka sering akan bertemu di kafe di seberang lembaga. Sementara ia di Berlin ia mengawasi banyak studi penelitian eksperimental.
Dia tidak punya masalah mengizinkan wanita untuk berpartisipasi dalam diskusi baik kolegial dan penelitian signifikan. Ini selama mengekang Tichner di Amerika dengan pencoba itu yang tidak mengizinkan perempuan dalam kelompoknya.
Setelah masa jabatannya di Stanford sudah berakhir Kurt dan istri barunya menuju pulang ke Jerman. Istrinya menetap karena putri mereka sedang sakit, Kurt melanjutkan perjalanannya. Setelah mendengar tentang Hitler naik kekuasaan, istri dan putrinya memutuskan untuk tinggal di New England. Kurt segera dapat kembali ke Amerika karena upaya gabungan dari Komite Pengungsi beasiswa dan Ethel Waring. Peringatan Dr adalah seorang spesialis perkembangan anak di Cornell, dan terkesan oleh Teman kerja Lewin sementara dia mengunjungi Instute Psikologis di Berlin. Dia datang untuk jangka waktu dua tahun di Cornell School of Home Ekonomi. Setelah pendanaan berakhir di Cornell ia diterima ke jangka dua tahun pada tahun 1935 di University of Iowa.

Pada tahun 1944 Kurt mendirikan Komisi Masyarakat interrelations (CCI). Kurt juga kuliah pada masalah minoritas dan hubungan antargolongan, yang membuatnya cukup popular. Dia juga mencari sebuah lembaga akademis untuk pekerjaan penelitian tentang dinamika kelompok. Ia datang untuk kesimpulan bahwa itu akan menjadi salah satu dari dua tempat baik MIT atau UC di Berkley. MIT Douglas McGregor adalah orang pertama yang memberitahukan penerimaan kirinya. Ia Iowa dan mulai membangun mimpinya pada 1945.
Sejak kematian mendadak pada tahun 1947, rekan-rekannya telah menerbitkan banyak makalah yang belum selesai. Teman kontribusi Lewin untuk psikologi yang terbesar dalam dan anak psikologi sosial. Lewin juga mempromosikan pendidik dan para pemimpin bisnis memanfaatkan pelatihan sensitivitas untuk meminimalkan konflik antargolongan dan mengembangkan benar potensi individu tersebut.


CARL IVER HOVLAND
                             
         
                                                                  

Carl Iver Hovland lahir di Chicago,12 Juni 1912.Memasuki universitas Northwestern sampai tingkat master.Ia melanjutkan progam doktor pada Progam Psikologi di Universitas Yale karena tertarik pada Clark Hull,seorang akademisi yang dikenal beraliran behaviorisme yang mengkaji proses pembelajaran manusia.Hovaland beruntung masuk keprogam ini karena progamPsikologi di Yale memiliki lembaga institute of Human Relation yang merupakan sebuah lembaga yang mampu mengangkat keberadaan fakultas psikologi di Yale menjadi penting dan terkenal. Kepribadian Hovland sangat menarik. Dia seorang pendengar yang baik,pendiam,dan sedikit berbicara,tetapi dengan kemampuan yang luar biasa, Hovland diakui sangat jenius dan produktif.Dia dapat melakukan kegiatan yang kompleks sekaligus,seperti mengedit naskah,berbicara melalui telepon,dan memasang slide.Pendekatan Hovland cenderung eleklik,yakni memakai banyak pendekatan daripada hanya satu perspektif.Ujung karier hovland adalah ketika diketahui dia menderita kanker dan kemudian meninggal.

Carl Hovland sebagaimana Lasswell,merupakan staf pengajar di Yale University yang tergolong universitas elit di Amerika. Hovland cenderung ditempatakan sebagai forerunners bagi kemunculan ilmu komunikasi bersama sama dengan Paul F.Lazarzfeld,Kurt lewin,Norbert Wiener,dan Claude Shannon.Wlaupun terjadi banyak perdebatan mengenai hal ini,tetapi yang penting keempat tokoh ini dianggap berjasa lebih berkaitan dengan yang mereka kembangkan dalam kajian komunikasi yang bercorak individu,paradigma efek jangka panjang,kuantitatif,banyak membiayai penelitian dan metodik.
Selama hidupnya yang singkat, Hovland menerbitkan lebih dari tujuh puluh artikel, adalah editor atau rekan penulis tujuh buku, dan diawasi setidaknya 22 disertasi doktor Yale. 5 prestasi ilmiahnya diakui oleh pemilihan awal untuk American Philosophical Society (1950), American Academy of Arts and Sciences (1956), dan National Academy of Sciences (1960), juga oleh conferral dari Distinguished Scientific Award Kontribusi oleh American Psychological Association (1957) dan Howard Crosby Warren Medal oleh Masyarakat Psikolog Eksperimental (1961).
Terakhir ini, diberikan dekat dengan waktu kematian Carl, adalah anggun diterima Carl oleh anaknya sembilan belas tahun David dalam apa yang dipanggil kembali oleh lain pengagum Hovland, Yale profesor emeritus Wendel R. Garner, sebagai "luar biasa emosional" kesempatan pada pertemuan tahunan dari masyarakat Agustus (Garner, komunikasi pribadi tanggal 17 Mei 1997).

  
  
 PAUL F. LAZARSFELD

                                         
Paulus Felix Lazarsfeld lahir pada tanggal 13 Februari 1901 dan meninggal pada tanggal 30 Agustus 1976 adalah salah satu tokoh utama sosiologi di Amerika abad ke-20 . Pendiri Universitas Columbia 's Biro Penelitian Sosial Terapan, ia diberikan pengaruh yang besar atas teknik dan organisasi penelitian sosial . "Hal ini tidak begitu banyak bahwa ia adalah seorang sosiolog Amerika," kata salah satu rekan tentang dia setelah kematiannya, "seperti yang ia menentukan apa yang akan sosiologi Amerika hadapi."
Pengaruh Lazarsfeld melakukan langkah besar dalam survei statistik analisis, metode panel, analisis struktur laten, dan analisis kontekstual. Ia juga dianggap sebagai pendiri sosiologi matematika. Banyak ide-idenya telah begitu berpengaruh untuk sekarang dianggap jelas. Ia juga mencatat untuk mengembangkan langkah arus komunikasi dua model.
Lazarsfeld juga membuat kontribusi yang signifikan dengan pelatihan sosiolog kepada banyak orang muda. Salah satu penulis biografi Lazarsfeld, Paul Nerauth, menulis bahwa ada "puluhan buku dan ratusan artikel oleh mahasiswa dan murid-muridnya, yang semuanya masih menghirup spirtit pekerjaan orang ini".. Salah satu siswa Lazarsfeld yang berhasil adalah adalah Barney Glaser - propounder dari grounded theory (GT). Formasi Index dan matematika kualitatif mata pelajaran diajarkan oleh Lazarsfeld dan merupakan komponen penting dari metode GT menurut Glaser. Samuel James Coleman , kontributor penting untuk teori sosial pendidikan dan seorang presiden sosiologis Association masa depan Amerika, juga seorang mahasiswa Lazarsfeld di Columbia. kontribusi Lazarsfeld yang signifikan terdiri dari membangun lembaga-lembaga untuk sosiologi akademis di Amerika Serikat, termasuk "model toko" penelitian kolaboratif.

Paulus Lazarsfeld telah menjadi Presiden sosiologis Association Amerika (ASA) dan American Association for Public Opinion Research . Ia telah menerima gelar kehormatan dari banyak universitas, termasuk University of Chicago, Columbia University, Universitas Wina dan Universitas Sorbonne. Pusat penelitian sosial Universitas Columbia telah diubah namanya setelah dia. Pencapaian karir penghargaan dari bagian Metodologi ASA juga dinamai untuk menghormatinya.
Lazarsfeld lahir di Wina , di mana ia menghadiri sekolah, akhirnya menerima gelar doktor dalam matematika (disertasi doktoralnya ditangani dengan aspek-aspek matematis dari teori gravitasi Einstein ). Pada tahun 1920, ia pindah dalam lingkaran sama dengan Lingkaran Wina para filsuf, termasuk Otto Neurath dan Rudolf Carnap . Dia datang ke sosiologi melalui keahlian dalam matematika dan metode kuantitatif, berpartisipasi dalam beberapa studi kuantitatif dini, termasuk apa yang mungkin survei ilmiah pertama dari pendengar radio, 1930-1931. Pada tahun 1926 ia menikah dengan sosiolog Marie Jahoda . Bersama dengan Hans Zeisel mereka menulis-klasik belajar sekarang tentang dampak sosial dari pengangguran pada komunitas kecil: Die von Arbeitslosen Marienthal (1932; eds bahasa Inggris 1971.).

Pada akhirnya, ia berpikir bahwa ide dari penelitian empiris belum secara luas diterima sebagai dia mungkin berharap. Dalam salah satu tulisan terakhir diterbitkan, "Komunikasi Penelitian dan Aplikasi Its: A Postscript" (1976), Lazarsfeld menyesalkan bahwa arus telah berbalik melawan penelitian empiris dan bahwa "sementara peningkatan jumlah penulis menyatakan perlunya [untuk membuat 'aplikasi' sebuah topik] penelitian, sudah pasti bukan subjek permintaan populer di kalangan sosiolog.
 

        WILBUR LANG SCHRAMM
                                     
Wilbur Schramm mempunyai nama lengkap Wilbur Lang Schramm, seorang pakar komunikasi berparadigma positivistik dari Amerika Serikat. Beliau lahir di Marietta, yakni sebuah kota yang terletak di batas selatan Ohio, yang diberi nama oleh penjajah Perancis pada tanggal 5 Agustus 1907 dan meninggal di Honolulu, Hawaii pada tanggal 27 Desember 1987. Leluhur Schramm berasal dari Schrammsburg, Jerman, dan nama Jerman yang didapat Schramm dikarenakan kesulitan keluarganya selama Perang Dunia I, sewaktu Schramm masih anak-anak. Ayahnya adalah seorang pengacara di Marietta, yang membuka praktek legal yang menyedihkan.
Meraih gelar A.B. dari Universitas Marietta (1928), A.M. dari Universitas Harvard (1930) dan Ph.D. dari Universitas Iowa (1932). Schramm mengajar Bahasa Inggris di Iowa (1935-1943), selain itu juga mendasari berdirinya American Prefaces sekaligus sebagai editornya. Menjadi pimpinan the Iowa Writer’s Workshop, bekerja di firm Harcourt Brace dan membantu di federal war information agencies. Beliau memimpin School of Journalism di Iowa (1943-1947). Kemudian menjadi pimpinan program kajian komunikasi massa di Universitas Illinois, Universitas Stanford dan the East-West Center, Universitas Hawaii. Beliau merupakan seorang penulis produktif dan editor di American literature dan Mass Communication.

Pertanyaan :
1. Apa pengertian atau definisinya  Komunikasi? (Sebutkan sumbernya)

Jawab :
Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain. Dan komunikasi juga adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.

Sejarah Komunikasi
Komunikasi atau communicaton berasal dari bahasa Latin communis yang berarti 'sama'. Communico, communicatio atau communicare yang berarti membuat sama (make to common). Secara sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan.  Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya (communication depends on our ability to understand one another). Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis. Sinyal-sinyal kimiawi pada organisme awal digunakan untuk reproduksi. Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi primitif yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada ikan. Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif, komunikasi transaktif, komunikasi bertujuan, atau komunikasi tak bertujuan.

Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.
Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio, televisi, telepon, satelit dan jaringan komputer seiring dengan industrialisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia. Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri.

Komponen Komunikasi
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik. Menurut Laswell komponen-komponen komunikasi adalah :
1. Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
2. Pesan (message) adalah isi/maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
3. Saluran (channel) adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam
    komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran
    nada/suara.
4. Penerima atau komunikate (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain.
5. Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang
     disampaikannya.
6. Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan
    dijalankan ("Protokol").
Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut :
1. Komunikator (sender) yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan
    suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi
    dalam bentuk bahasa ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak
2. Pesan (message) itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara
    langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui telepon, surat, e-mail,
    atau media lainnya.

Media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan :
1. Komunikan (receiver) menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang
    diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.

2. Komunikan (receiver) memberikan umpan balik (feedback) atau tanggapan atas pesan yang
    dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si 
    pengirim.

Faktor yang mempengaruhi komunikasi diantaranya :
1. Latar belakang budaya
Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir seseorang melalui kebiasaannya, sehingga semakin sama latar belakang budaya antara komunikator dengan komunikan maka komunikasi semakin efektif.
2. Ikatan kelompok atau group
Nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat mempengaruhi cara mengamati pesan.
3. Harapan
Harapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima pesan sesuai dengan yang diharapkan.
4. Pendidikan
Semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi isi pesan yang disampaikan.
5. Situasi
Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi

Ilmu komunikasi Di Antara Bidang Ilmu Lainnya
Dahulu orang lebih mudah memberikan definisi tentang ilmu daripada sekarang. Dulu defenisi ilmu bergantung pada sistem filsafat yang dianutnya. Sekarang ilmu memperoleh posisi yang bebas dan mandiri. Definisi ilmu tidak lagi berdasarkan dan dilihat dari filsafatnya, melainkan berdasarkan pada apa yang dilaksanakan oleh ilmu tersebut, serta metodologinya. Berbicara posisi Ilmu Komunikasi di antara ilmu-ilmu lainnya, tidak akan terlepas dari akar atau landasan Ilmu Komunikasi itu sendiri, dimana banyak ilmuwan nonkomunikasi memberikan kontribusi untuk lahirnya Ilmu Komunikasi. [2] Ahli politik Harold D. Lasswell. Sosiolog Max Weber, Daniel Lerner dan Everett M. Rogers.[rujukan?] Psikolog Carl I. Hoveland dan Paul Lazarsfeld. Ahli bahasa Wilbur Schramm. Shannon dan Weaver adalah ahli matematika.


George Gerbner (8 Agustus 1919 – 24 Desember 2005)
Gerbner adalah seorang profesor Komunikasi dan pendiri teori kultivasi. Lahir di Budapest, Hungaria, dia berimigrasi ke Amerika Serikat pada akhir tahun 1939. Gerbner meraih gelar sarjana dalam jurnalisme dari Universitas California, Berkeley pada 1942. Ia bekerja sebentar untuk San Francisco Chronicle sebagai penulis, kolumnis dan assisten editor keuangan. Ia bergabung dengan Angkatan Darat Amerika Serikat pada tahun 1943. Ia bergabung dengan Office of Strategic Services sementara melayani dan menerima Bintang Perunggu. Setelah perang ia bekerja sebagai penulis lepas dan penerbit dan mengajar jurnalistik di El Camino College sambil mendapatkan (1951) dan doktor master (1955) dalam komunikasi di University of Southern California. disertasi-Nya, “Toward a General Theory of Communication,” memenangkan penghargaan USC untuk “disertasi terbaik.”




David K.Berlo
Berlo lahir tahun 1929. Ia merupakan salah satu mahasiswa generasi pertama di Program Doktor Komunikasi di bawah kepemimpinan Wilbur Schramm di Illinois. Berlo dikenal juga sebagai penemu program komuniaksi di Universitas Michigan yang banyak melahirkan doktor komunikasi. Berlo merupakan penulis buku teks komunikasi yang terkenal, The Process of Communication (1960). Buku ini mengajarkan model komunikasi SMCR; Source-Message-Channel-Receiver. Berlo mendasarkan rumusannya pada model komuniaksi yang dirumuskan Shannon, yaitu teori informasi dengan model matematikanya. Berlo menjadi mahasiswa program doktor yang dipimpin Wilbur Schramm di Illinois tahun 1953. Sebelumnya Berlo adalah mahasiswa Jurusan Matematika di Universitas Missouri. Berlo kelak menjadi pimpinan di fakultas komunikasi yang dibuka di Universitas Michigan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar